1
Diluar Topik / Repotnya punya tetangga
« on: October 08, 2020, 03:19:58 AM »
Dari sekian banyak tetangga saya, ada 2 keluarga yang mempunyai cerita unik yang akan saya share tentu dengan nama samaran, bukan bertujuan untuk membuka aib, tapi mungkin dari cerita tersebut ada hikmah yang dapat kita renungkan :
cerita 1:
Pak Maruf adalah pegawai bank swasta ternama. Kariernya bagus, saat itu dia sudah menduduki posisi kepala divisi. Gajinya tentu sudah 2 digit lebih. Dia tidak ada usaha lain, selain pekerjaannya tersebut. Tidak perlu sampingan, toh gajinya sudah lebih-lebih untuk hidup di kampung. Istrinya ibu rumah tangga biasa, hanya mengurusi 2 anaknya yang beranjak dewasa. Sepulang mereka berhaji, dia memutuskan untuk resign. Mau hijrah katanya. Dengan modal pesangon, kemudian dia membeli dan membuka toko. Di pasar dan dirumah. Karena selama ini tidak ada pengalaman berwirausaha, akhirnya usahanya bangkrut. Modal habis. Padahal kebutuhan hidup masih banyak. Kebimbangan muncul, akhirnya dia mencari pekerjaan, tapi karena usianya sudah diatas 40 tahun, sulit baginya untuk bersaing dengan yang lebih muda. Saat ini dia belum bekerja, dia memilih menjadi marbot mushola. Sedang istrinya harus pontang panting jualan diluar rumah. Anak pertamanya terpaksa tidak kuliah, dan memilih bekerja di koperasi mingguan. Suatu ketika saya tanya, alasan kenapa resign dari bank, lalu dia menjawab saya ingin menghindari dunia riba. Mak jleb saya...dalam hati saya apakah hijrah seperti itu yang diinginkan?
cerita 2 :
Pak Udin dan Pak Tono, mereka berdua saudara kandung. Tahun 2010, Pak Udin meminjam uang kepada Pak Tono untuk membayar kuliah anaknya. Saat itu karena Pak Tono tidak punya uang, lalu dijualkan lah 2 ekor kambing untuk membantu saudaranya tersebut. Lalu kemudian uang senilai 3 juta rupiah dipinjamkan. Selang sepuluh tahunan, tepatnya di awal tahun 2020, Pak Udin baru mampu membayar hutangnya . Uang 3 juta diserahkan kepada Pak Tono. Tapi Pak Tono keberatan, kok cuma 3 juta katanya. Harusnya 4 juta dong. Lalu daripada ribut dengan saudara, Pak Udin pun memberi tambahan 1 juta. Suatu ketika, Pak Udin pulang bareng saya dari mushola, dia bertanya kepada saya, uang tambahan 1 juta itu halal apa haram ya Mas? Waddduuhh...bingung saya menjawabnya.
Dari 2 cerita tetangga saya tersebut, mungkin agan-agan ada yang berkenan memberi pencerahan...
cerita 1:
Pak Maruf adalah pegawai bank swasta ternama. Kariernya bagus, saat itu dia sudah menduduki posisi kepala divisi. Gajinya tentu sudah 2 digit lebih. Dia tidak ada usaha lain, selain pekerjaannya tersebut. Tidak perlu sampingan, toh gajinya sudah lebih-lebih untuk hidup di kampung. Istrinya ibu rumah tangga biasa, hanya mengurusi 2 anaknya yang beranjak dewasa. Sepulang mereka berhaji, dia memutuskan untuk resign. Mau hijrah katanya. Dengan modal pesangon, kemudian dia membeli dan membuka toko. Di pasar dan dirumah. Karena selama ini tidak ada pengalaman berwirausaha, akhirnya usahanya bangkrut. Modal habis. Padahal kebutuhan hidup masih banyak. Kebimbangan muncul, akhirnya dia mencari pekerjaan, tapi karena usianya sudah diatas 40 tahun, sulit baginya untuk bersaing dengan yang lebih muda. Saat ini dia belum bekerja, dia memilih menjadi marbot mushola. Sedang istrinya harus pontang panting jualan diluar rumah. Anak pertamanya terpaksa tidak kuliah, dan memilih bekerja di koperasi mingguan. Suatu ketika saya tanya, alasan kenapa resign dari bank, lalu dia menjawab saya ingin menghindari dunia riba. Mak jleb saya...dalam hati saya apakah hijrah seperti itu yang diinginkan?
cerita 2 :
Pak Udin dan Pak Tono, mereka berdua saudara kandung. Tahun 2010, Pak Udin meminjam uang kepada Pak Tono untuk membayar kuliah anaknya. Saat itu karena Pak Tono tidak punya uang, lalu dijualkan lah 2 ekor kambing untuk membantu saudaranya tersebut. Lalu kemudian uang senilai 3 juta rupiah dipinjamkan. Selang sepuluh tahunan, tepatnya di awal tahun 2020, Pak Udin baru mampu membayar hutangnya . Uang 3 juta diserahkan kepada Pak Tono. Tapi Pak Tono keberatan, kok cuma 3 juta katanya. Harusnya 4 juta dong. Lalu daripada ribut dengan saudara, Pak Udin pun memberi tambahan 1 juta. Suatu ketika, Pak Udin pulang bareng saya dari mushola, dia bertanya kepada saya, uang tambahan 1 juta itu halal apa haram ya Mas? Waddduuhh...bingung saya menjawabnya.
Dari 2 cerita tetangga saya tersebut, mungkin agan-agan ada yang berkenan memberi pencerahan...