Akhir-akhir ini pemerintah (PLN) semakin gencar untuk memromosikan produk-produk yang ditenagai listrik untuk menggantikan produk-produk konvensional berbahan bakar BBM. Konon kalau pakai listrik biayanya lebih murah, benarkah demikian?
Hasil uji coba menunjukan, untuk memasak 1 liter air menggunakan kompor induksi 1.200 watt hanya memerlukan biaya sebesar Rp 158, sementara dengan kompor gas dengan tabung Elpiji 12 kilogram sekitar Rp 176. Baca juga: PLN Usul Kompor Elpiji Bisa Ditukar Gratis dengan Kompor Induksi Sehingga dengan pola memasak rata-rata masyarakat di Indonesia menggunakan gas Elpiji 11,4 kilogram per bulan, terjadi penghematan Rp 28.500 dari biaya memasak setiap bulannya.
Sumur.Hmm.. sedikit lebih hemat sih, tapi harus ganti kompor dan semua tools dapur karena kompor induksi ga bisa pakai wajan sembarangan. Worth it?
Ia menjelaskan, dengan 1 liter BBM yang kini seharga Rp 13.000, maka kendaraan berbasis BBM bisa menempuh jarak 10 kilometer. Sementara untuk kendaraan listrik, jarak tempuh 10 kilometer hanya membutuhkan daya 1,5 kilowatt-hour (kWh) dengan harga Rp 2.200 per kWh.
Sumur.Otak ane merasa skeptis dengan hitung-hitungan di atas karena secara logika kalau dari BBM langsung diubah ke panas itu hanya satu langkah, sedangkan kalau BBM -> Listrik -> Panas/Gerak itu dua langkah, seharusnya terlalu banyak energi yang terbuang karena inefisiensi.
Ternyata:
1 liter BBM bisa menempuh jarak 23 km (Agya, Ayla, Datsun Go, dsb). Jadi 13.000/23 = Rp 565.22 per km
1,5 kWh bisa menempuh 10 km. Jadi 3.300/10 = Rp 330 per km
Hmm.. irit juga sih, tapi apakah faktor irit sekitar 41% ini akan membuat kendaraan listrik worth it apabila dihitung harga jual dan spare part (yang paling utama baterai yang mudah soak)?