Altcoins Talks - Cryptocurrency Forum
Local => Kripto berita dan diskusi (Bahasa Indonesia) => Diluar Topik => Topic started by: mu_enrico on January 15, 2025, 06:17:14 PM
-
Kaget ane tadi baca berita di berbagai media tentang "tingkat kemiskinan turun" atau "penduduk miskin turun", coba aja dicek di Google. Padahal belum lama ini kan ramai fenomena jumlah kelas menengah turun, turunnya tentu ke kelas dibawahnya yaitu rentan miskin atau miskin.
Ini janggal sekali kalau dilihat juga dari dinamika perekonomian yang ane rasa tidak terlalu baik. Jadi ya ada kecurigaan kalau ini cuma akal-akalan data... Bagaimana menurut agan? Apakah sudah ada nemu konten yang "debunking" hal ini? Mohon dishare kalau sudah keWord blocked to prevent spam (ane cari-cari belum keWord blocked to prevent spam, maklum beritanya masih anget) :)
Thanks, salam cuan!
-
Kalau mau bilang gak percaya, nanti dianggap anak abah.
kalau mau bilang percaya, tapi....
Emm, yang jadi pertanyaan,
apakah indikator penurunan kemiskinan salah satunya dengan kenaikan harga pokok ya? Jadi kan tingkat pengeluaran masyarakat jadi makin tinggi gitu, kalau iya, percaya sih. Soalnya harga kebutuhan pokok itu lagi pada naik seminggu yang lalu,
telur yang biasanya 23rb-26rb/kg, naik daji 28rb - 32rb/kg.
Cabe apalagi buset, cabe merah keriting di abang sayur 2rb cuma dapat 4 biji. percabean serba mahal. Bahakn seminggu yang lalu cabe rawit 100ribuan per kg, mkanaya beli 10rb kemairn gak dapat 1 ons.
Ya walau kemarin udah mulai turun dikit sih..
Seperti yang aku baca di portal berita ini, kalau jumlah kebutuhan meningkat cukup tinggi, sehingga seakan-akan menyebabkan ilusi penurunan angka kemiskinan.
https://www.antaranews.com/berita/4588502/realitas-dan-harapan-di-balik-penurunan-angka-kemiskinan
-
itu cuma ilusi om, jujur aku sama pemerintah gak percaya
terlalu banyak yang tidak transparan, terkesan disembuyikan apa yang harus di ketahui publik
contoh case aja adalah export nikel, pemerintahnya aja sembuyi-sembunyi https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20240627142706-85-1114893/faisal-basri-ungkap-ri-masih-ekspor-56-juta-ton-bijih-nikel-ke-china
padahal mereka cuan dari sana.
jadi kalau tingkat kemiskinan turun itu hanya omdo
selama yang menjabat adalah orang-orang yang haus akan kekuasaan kita sudah tahu akhirnya seperti apa
-
Emm, yang jadi pertanyaan,
apakah indikator penurunan kemiskinan salah satunya dengan kenaikan harga pokok ya? Jadi kan tingkat pengeluaran masyarakat jadi makin tinggi gitu, kalau iya, percaya sih. Soalnya harga kebutuhan pokok itu lagi pada naik seminggu yang lalu,
telur yang biasanya 23rb-26rb/kg, naik daji 28rb - 32rb/kg.
Cabe apalagi buset, cabe merah keriting di abang sayur 2rb cuma dapat 4 biji. percabean serba mahal. Bahakn seminggu yang lalu cabe rawit 100ribuan per kg, mkanaya beli 10rb kemairn gak dapat 1 ons.
Dari mana ceritanya harga sembako naik jadi indikator tingkat kemiskinan turun... ;D
Yang ada malah jadi tambah kurus kalau asumsinya penghasilan tetap.
itu cuma ilusi om, jujur aku sama pemerintah gak percaya
...
jadi kalau tingkat kemiskinan turun itu hanya omdo
selama yang menjabat adalah orang-orang yang haus akan kekuasaan kita sudah tahu akhirnya seperti apa
Ane juga skeptis, tapi belum nemu yang debunking pernyataan tersebut, coba ntar ane cari lagi soalnya pasti butuh waktu buat para konten kreator menanggapi hal ini.
-
Emm, yang jadi pertanyaan,
apakah indikator penurunan kemiskinan salah satunya dengan kenaikan harga pokok ya? Jadi kan tingkat pengeluaran masyarakat jadi makin tinggi gitu, kalau iya, percaya sih. Soalnya harga kebutuhan pokok itu lagi pada naik seminggu yang lalu,
telur yang biasanya 23rb-26rb/kg, naik daji 28rb - 32rb/kg.
Cabe apalagi buset, cabe merah keriting di abang sayur 2rb cuma dapat 4 biji. percabean serba mahal. Bahakn seminggu yang lalu cabe rawit 100ribuan per kg, mkanaya beli 10rb kemairn gak dapat 1 ons.
Dari mana ceritanya harga sembako naik jadi indikator tingkat kemiskinan turun... ;D
Yang ada malah jadi tambah kurus kalau asumsinya penghasilan tetap.
...
Makanya aku juga nanya, om, soalnya bingung juga, padahal sekarang makin susah, tapi dianggap tingkat kemiskinan makin menurun. Makanya, aku mikir apa karena harga sembako mahal, terus dianggapnya masyarakat makin kuat tinggi pengeluarannya, dan itu dijadiin indikator. Padahal faktanya justru emang makin kurus kering, ya karena gak ada pilihan ya mau gak mau tetep dihajar beli lah, wong sembako kok.. Makanya aneh sih.
Atau karena pajak dinaikin, jadinya dianggap tingkat kemiskinannya turun, atau karena anak-anak di sekolah dapat makanan gratis? Ah sudah lah, indikator kemiskinan emang ada angka-angkanya, prosentasenya, tapi ya itu, pengambilan angka-angka tersebut dari mananya, itu yang jadi tolak ukurnya, yang seperti ilusi saja.
;D ;D
-
Ini udah nemu bahasannya:
Jadi ada beberapa poin yang ane tangkap, termasuk telepon dari pemirsa:
- Tingkat kemiskinan secara angka memang turun, tapi turunnya itu disebabkan karena intervensi yang terutama adalah karena banyaknya bantuan yang dikucurkan pemerintah. Ini itu gratis buat orang miskin, apalagi sekarang ditambah makan siang aja gratis :)
- Seharusnya kemiskinan diatasi dengan lapangan kerja / penghasilan, bukan dengan bantuan yang gratis-gratis
- Maka dari itu koefisien gini meningkat, artinya jurang antara si kaya dan miskin semakin lebar
Dari ane: intervensi model bantuan kek gini sama kek gendutin sapi pakai cara digelonggong, bener bobotnya naik, tapi gegara kembung ;D
-
Ironi dengan kondisi pemerintahan sekarang, ketika kesulitan menurun angka kemiskinan mereka membuat salah satu trik dengan cara membuat biaya hidup dibawah angka yang standar.
Salah satu survey diterapkan pemerintah saat ini jika ada satu keluarga yang belanja maksimal mencapai 20k IDR per hari sudah dianggap sebagai masyarakat dengan kondisi ekonomi yang mapan dan mencukupi, padahal nominal segitu belum apa-apanya dibandingkan dengan harga sembako saat ini naik cukup drastis dan jumlah pajak yang dibayar juga semakin meningkat.
-
Dari ane: intervensi model bantuan kek gini sama kek gendutin sapi pakai cara digelonggong, bener bobotnya naik, tapi gegara kembung ;D
kan kalau bantuan lebih gede dananya dicarikan om, dan yang sampai ke masyarkat ya hanya 1% saja ;D
makanya bukan solusi sebenarnya yang gratis-gratis
tapi lapangan pekerjaan kurang, pendidikan belum memadai,
cuma pemerintah itu pintar harusnya membagun aspek diberbagai fasilitas kebutuhan masyakat kayak yang om sebutkan
tapi mau gimana lagi, di negeri kita terlalu banyak proyek gelap yang larinya ke penjabat duitnya