Sebagai mata uang yang memiliki nilai tukar terhadap mata uang lain, pergerakan harga Bitcoin juga menunjukkan fluktuasi. Hal inipun tak jarang dimanfaatkan para pengguna untuk menjadikan Bitcoin sebagai aset trading layaknya forex. Namun yang jadi perhatian, harga Bitcoin ternyata bergerak dalam volatilitas sangat tajam. Bahkan, fenomena perubahan harga dari $1,000/BTC menjadi $10/BTC dalam sehari bukanlah hal yang mengejutkan. Mengapa kondisi seperti itu bisa dimaklumi di pasar Bitcoin?
Mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi harga Bitcoin tak hanya bermanfaat untuk analisa para trader, tapi juga para pengguna Bitcoin yang menjadikan mata uang digital ini sebagai alat tukar.
Perubahan drastis harga Bitcoin dalam waktu singkat bisa membuat Anda merasa terjebak, terutama setelah membeli Bitcoin tapi harganya tiba-tiba turun sehingga nilainya tak cukup untuk digunakan membayar barang yang Anda inginkan. Jika keburu panik, Anda mungkin akan segera membeli Bitcoin lagi untuk mendapatkan nilai yang setara. Padahal jika Anda mengetahui faktor-faktor penentu harga Bitcoin, Anda bisa memperkirakan kapan harga Bitcoin bisa naik kembali, sehingga nilainya akan mencukupi untuk membeli barang yang diinginkan.
Jadi, apa sajakah faktor-faktor yang mempengaruhi harga Bitcoin?
1. Volume Dan Persebaran BitcoinSebagai mata uang digital yang masih terbilang muda, voluem Bitcoin masih sangatlah sedikit jika dibandingkan aset lain seperti emas, apalagi mata uang konvensional seperti Dolar AS. Per kuartal IV 2015, jumlah Bitcoin yang beredar hanya sekitar 14 juta, atau jauh lebih kecil dari total Dolar AS yang mencapai 1.3 triliun USD.
Mengapa volume ini sangat mempengaruhi pergerakan Bitcoin? Untuk melihat hubungan keduanya, kita bisa memahami dulu dasar fluktuasi Bitcoin yang benar-benar ditentukan oleh supply dan demand di pasar. Jika banyak orang membeli Bitcoin dalam jumlah besar, tentu harganya akan naik tajam. Sebaliknya, nilai Bitcoin dapat merosot jika banyak pemiliknya melakukan aksi jual dalam jumlah besar.
Nah, karena volume Bitcoin belum banyak dan peredarannya tidak merata, maka pergerakan Bitcoin sangat sensitif akan tindakan para pemegangnya. Ketika seseorang membeli atau menjual Bitcoin dalam jumlah besar, maka harganya bisa langsung bergerak ekstrim. Apabila di masa depan volume Bitcoin semakin meningkat dan persebarannya merata, maka volatilitas tersebut akan mengendur dengan sendirinya.
2. Spekulasi TraderPercaya atau tidak, jumlah pengguna Bitcoin yang menjadikannya sebagai aset trading lebih banyak dari mereka yang benar-benar menggunakannya sebagai alat tukar. Hal ini karena relevansi Bitcoin sendiri masih minim, sehingga penggunaannya belum tersebar dan akrab di kalangan masyarakat luas. Sebagai contoh, Anda mungkin akan kesulitan menemukan toko terdekat yang menerima pembayaran dengan Bitcoin. Alhasil, banyak pengguna kemudian lebih memilih untuk memanfaatkan Bitcoin sebagai instrumen trading dalam kegiatan investasi.
Karena tujuan utama trader adalah untuk memperoleh keuntungan dari selisih fluktuasi harga Bitcoin, maka mereka adalah pihak yang paling cepat merespon suatu isu global. Entah terwujud dalam tindakan buy atau sell, tindakan yang seringkali bersifat spekulatif itu jelas berpengaruh besar terhadap volatilitas Bitcoin.
Berita-berita seperti penolakan suatu negara untuk melegalkan penggunaan Bitcoin bisa berdampak buruk, sehingga tak jarang trader Bitcoin meresponnya dengan membuka order sell. Sebaliknya, kabar positif seperti bertambahnya merchant besar seperti Amazon yang menerima Bitcoin, bisa disambut dengan pembelian Bitcoin dalam jumlah besar oleh para trader.
Sumber:
http://forexindonesia.org/bitcoin/faktor-faktor-yang-mempengaruhi-harga-bitcoin.html